KASUS
Tuan U berusia 55 tahun, dengan status sudah kawin dan tuan U sudah mempunyai 8 orang anak, bersuku aceh, agama islam. Tuan U sehari-harinya berkerja sebagai Buruh Tani yang bertempat tinggal di kampong Alue Ie Puteh Kecamatan Baktiya Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil Diagnosa medis Tuan U menderita gangguan penglihatan atau yang biasa disebut katarak. Tuan U mengatakan sejak beberapa tahun beliau merasakan aneh dengan warna pupil matanya, dan peka terhadap sinar atau cahaya. Tuan U merasakan tidak nyaman dengan kondisinya seperti saat ini, sehingga dia memeriksakan diri ke Rumah Sakit, pada saat pengkajian : Tuan U mengeluhkan rasa cemas atau ke tidak nyamanan saat berkerja atas penyakitnya yang berkelanjutan setiap hari, pernafasan tidak teratur dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD = 130/80 mmHg, HR = 80 denyut/I, T = 37°C, .
3,1 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX. 1. kecemasan berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan
Data Subjektif (DS) :
- pasien mengatakan penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
- pasien mengatakan peka terhadap sinar atau cahaya.
- pasien mengatakan dapat melihat dobel pada satu mata.
- Pasien mengatakan rasa takut untuk menjalani operasi
- pasie mengatakan cemas
Data Objektif :
- TD = 130/80 mmHg,
- HR = 80 denyut/i
- T = 37° t
- Pasien terlihat gelisah
- pasien terlihat tegang
Kriteria :
- Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya
- Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya
Samapai pada tingkat dapat diatasi
- Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan
Intervensi Rasional
- 1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda- tanda verbal dan nonverbal.
- 2. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.
- 3. Observasi tanda vital dan peningkatan respon fisik pasien
- 4. Beri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi, harapan dan akibatnya.
- 5. Beri penjelasan dan suport pada pasien pada setiap melakukan prosedur tindakan
- 6. Lakukan orientasi dan perkenalan pasien terhadap ruangan, petugas, dan peralatan yang akan digunakan.
1.Derajat kecemasan akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.
- 2. mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan.
- 3. mengetahui respon fisiologis yang ditimbulkan akibat kecemasan.
- 4. meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka mengurangi kecemasan dan kooperatif.
- 5. mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan .
- 6. mengurangi perasaan takut dan cemas.
Implementasi
- menganjurkan pasien untuk berpuasa
- melakukan dorong ambulasi dini dan memberikan hiburan
- melakukan insisi bedah
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan sudah tidak cemas
- pasien juga mengatakan sudah tidak takut untuk menjalani operasi
Objektif (O) :
- TD = 130/80,
- HR = 80 denyut/I,
- RR = 24 x/I, T = 37° t
- wajah pasien lebih tenang
- sudah tidak tegang
Analisis (A) :
- kecemasan teratasi
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
DX.2 . nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur
Data Subjektif (DS) :
- Pasien mengatakan sakit dibagian mata
- Pasien mengatakan susah tidur
Data Objektif : TD = 130/80 mmHg,
HR = 80 denyut/i
T = 37° t wajah mengkerut (+)
- Pasien terlihat gelisah
- Wajah pasien nampak meringis
- Pasien memegang pada area sakit
- Skala nyeri = 7
Kriteria :
- Klien mengungkapkan nyeri berkurang/hilang
- Tidak merintih atau menangis
- Ekspresi wajah rileks
- Klien mampu beristirahat dengan baik
Intervensi Rasional
- Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitas nyeri (skala 0-10).
- 2. Motivasi untuk melakukan teknik pengaturan nafas dan mengalihkan perhatian.
- 3. Hindari sentuhan seminimal mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri.
- 4. Berikan analgetik sesuai dengan program medis.
- Untuk membantu mengetahui derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesic sehingga memudahkan dalam memberi tindakan.
- 2. Tehnik relaksasi dapat mengurangi rangsangan nyeri.
- 3. Sentuhan dapat meningkatkan rangsangan nyeri.
- 4. Analgesik membantu memblok nyeri.
Implementasi
- menganjurkan pasien untuk berpuasa dan istirahat dengan cukup
- menyelidiki perubahan nyeri
- melakukan dorong ambulasi dini dan memberikan hiburan
- melakukan insisi bedah
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
- pasien mengatakan sudah sanggup tidur
Objektif (O) :
- TD = 130/80,
- HR = 80 denyut/I,
- RR = 24 x/I, T = 37° t
- wajah pasien lebih tenang
- skala nyeri = 3
Analisis (A) :
- nyeri teratasi / berkurang
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
DX. 3. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasive insisi jaringan tubuh
Data subjektif (DS) :
- pasien mengatakan lemas, daerah operasi akan menimbulkan infeksi
Data objektif (DO) : TD =130/80 mmHg, HR = 80 denyut/I, T= 37°t
- wajah pucat (+),
- sering berkeringat (+)
- pasien menggigil dan bingung
Kriteria hasil :
Tidak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan prosedur pembedahan ditandai dengan penggunaan teknik antiseptik dan desinfeksi secara tepat dan benar.
Intervensi rasional
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan secara tepat.
2. Ciptakan lingkungan ruangan yang bersih dan babas dari kontaminasi dunia luar
3. Jaga area kesterilan luka operasi
4. Lakukan teknik aseptik dan desinfeksi secara tepat dalam merawat luka
5. Kolaborasi terapi medik pemberian antibiotika profilaksis Melindungi klien dari sumber-sumber infeksi, mencegah infeksi silang.
2. mengurangi kontaminasi dan paparan pasien terhadap agen infektious.
3. mencegah dan mengurangi transmisi kuman
4. mencegah kontaminasi patogen
5. mencegah pertumbuhan dan perkembangan kuman
Implementasi
- memberikan obat antibiotic pada pasien sesuai indikasi
- memberikan buah-buahan yang banyak mengandung vit C, vit A, dan vit E
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan lebih tenang karena mulai sembuh
- pasien mengatakan sudah tidak demam
Objektif (O) :
- TD = 130/80 mmhg
- HR = 80 denyut/I
- RR = 24 x/I, T = 37° t
- wajah pasien lebih segar dan sehat
- pasien sudah tidak lagi berkeringan berlebihan
Analisis (A) :
- infeksi tidak terjadi
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
good
BalasHapusKomplit👍
BalasHapus