ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS
OLEH
KELOMPOK : II (DUA)
PRODI : PSIK
NAMA : MUZAKIR
YASIR MUARIEF
SAIFUL MAHDI
DOSEN PEMBIMBING : Ns. AHYANA, S.Kep
YAYASAN STIKes GETSEMPENA LHOKSUKON
PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN
2008/2009
KATA PENGATAR
ASSALAMU’ALAIKUM. Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, selawat dan salam kepada nabi besar Muhammad SAW,beserta sahabat, keluarga dan pengikut beliau yang istiqamqah akhir zaman.
Degan izin Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN APENDIKSITIS”
Kami yaitu, bahwa makalah ini Masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehinggamakalah ini menjadi sempurna.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya kepada Allah SWT, jualah semuanya dikembalikan dengan iringan doa sehingga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca semua upaya mencerdaskan bangsa.
WASSALAMU’ALAIKUM. Wr.Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. I
DAFTAR ISI……………………………………………………………… II
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………... 1
1,1 LATAR BELAKANG ……………………………………. 1
1,2 TUJUAN PENULISAN ………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………… 2
2,1 DEFINISI .……………………………………………….. 2-5
2,2 ETIOLOGI ……………………………………………….. 5-8
2,3 PATOFISIOLOGI ………………………………………. 8
2,4 MANIFESTASI KLINIS ……………………………….. 8
BAB III KASUS …………………………………………………. 9
3,1 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN…………………
BAB IV PENUTUP
3,1 KESIMPULAN………………………………………….. 9
3,2 SARAN………………………………………………….. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemenuhan kebutuhan Dalam memenuhi Askep yang sangat diperlukan pengawasan terhadap masalah yang berhubugan dengan gangguan dari dalam tubuh yang diakibatkan oleh Apendiksitis, yang dapat menggagu pola aktivitas sehari – hari.
ada beberapa prosedur keperawatan yang dapat dilakukan, diantaranya pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pada pasien yang tidak mampu melakukannya secara mandiri.
1.2 TUJUAN PENULISAN
- Untuk mempelajari secara umum tentang “ Askep pada klien dengan Apendiksistis yang baik dan benar
- Untuk mempelajari dan memahami secara khusus dan mendetail tentang :
- Tujuan kebutuhan ASKEP pada klien dengan apendiksitis
- Pengertian APENDIKSISTIS
BAB II
PEMBAHASAN
2,1 DEFINISI
APENDIKSITIS adalah suatu peradangan yang sering terjadi pada pada apendiks yang merupakan kasus gawat bedah yang paling sering terjadi
Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di sebelah kanan bawah rongga perut.
Usus buntu yang mengalami peradangan kadang-kadang pecah terbuka, yang menyebabkan peradangan selaput perut(peritonitis).
Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini terjadi kalau usus lainnya pecah atau robek.
Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang terbentuk seperti jari yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus
2,2 ETIOLOGI
Penyabab apendiksistiis belum sepenuhnya dimengerti. Pada kebAnyakan kasus, peradangan DAN INFEKSI usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bias pecah dan dapat mengakibatkan fatal bagi si penderit
menurut peneliti, epidemiologi menunjukkan kebiasaan makan – makanan rendah serat akan mengakibatkan konstipasi yang dapat menimbulkabn apendiksitis.
Penderita
Penyakit apendiksitis bisa diderita oleh semua orang dari berbagai usia; 8 – 25 tahun. Ditemukan juga bahwa anak di bawah dua tahun juga ada yang menderita penyakit ini.
2,3 PATOFISIOLOGI
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum. Peradangan pada apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau obtruksi lumen (biasanya oleh fecolif/faeses yang keras) penyumbat pengeluaran secret mucus mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah. Dari keadaan hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi rupture dalam waktu 24-36 jam .bila proses ini berlangsung terus menerus organ disekitar dinding apendik terjadi perlengketan dan akan menjadi abse(kronik). Apabila proses ini infeksi sangat cepat (akut)dapat menyebabkan peritonitis., PERITONITIS merupakan komplikasi yang sangat serius.infeksi kronis dapat terjadi pada apendik. Tetapi hal ini selalu menimbulkan nyeri di daerah abdomen.
Tanda – tanda appendiksitis
1. tanda yang utama ialah keluhan nyeri yang menetapkan pada perut dan semakin lama semakin memburuk
2. rasa nyeri mulai terjadi di sekitar pusar, tetap[I segera nyeri tersebut berpindah kasisi kanan bawah
3. mungkin selera makan menghilang,muntah,sembelit atau terdapat panas tang ringan
2,4 MANIFESTASI KLINIS
Apendiksitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : mual,muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bias secara mendadak dimulai diperut sebelah atas atau sekitar pusar , lalu timbul mual dan muntah.setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah.jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bias mencapai 37,8-38,8’ Celsius.
BAB III
KASUS
Tuan Q berusia 40 tahun, dengan status sudah kawin dan tuan Q sudah mempunyai 2 orang anak, bersuku aceh, agama islam. Tuan Q sehari-harinya berkerja sebagai direktur PT. Aneuk Nanggroe yang bertempat tinggal di Daerah Pusong Pemkot Lhoksumawe. Dari hasil Diagnosa medis Tuan Q menderita Apendiksitis. Tuankan mengatakan sejak 45 hari ini beluai merasakan adanya rasa nyeri di sekitar pusar, mual-mual/muntah, rasa makan berkurang, dan terdapat panas yang ringan. Tuan Q merasakan tidak nyaman dengan kondisinya seperti saat ini sehingga dia memeriksakan diri ke Rumah Sakit, pada saat pengkajian : Tuan Q mengeluhkan rasa nyeri, mual-mual yang berkelanjutan setiap hari, pernafasan tidak teratur dari pemeriksaan fisik di dapatkan TD = 130/80 mmHg, HR = 80 denyut/I, T = 37°C, perut kembung(+),funger,kulit tampak kering teraba ada massa.
3,1 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX. 1. Nyero badan distensi jaringan usus oleh inflamasi (bagian dari reaksi tubuh terhadap kondisi cedera)
Data Subjektif (DS) :
- Pasien mengatakan sakit sekali dibagian pusat
- Pasien mengatakan otot terasa tegang
- Pasien mengatakan susah tidur
Data Objektif : TD = 130/80 mmHg,
HR = 80 denyut/i
T = 37° t wajah mengkerut (+)
- Pasien terlihat gelisah
- Wajah pasien nampak meringis
- Pasien memegang pada area sakit
- Skala nyeri = 7
Kriteria : Nyeri hilang / terkontrol
Tampak rilaks, mampu tidur / istirahat dengan tepat
Intervensi Rasional
Mandiri
- kaji nyeri, letak lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10)
- pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler
- dorong ambulasi dini
- berikan aktivitas hiburan
Kalaborasi
-pertahankan puasa/penghisap NC pada awal
- menunjukkan terjadinya obsess / peritonitis
- menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang
- meningkatkan normalisasi
- meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping
- menurunkan ketidak nyamanan pada periltaltik usus dini
Implementasi
- menganjurkan pasien untuk berpuasa dan istirahat dengan posisi semi-fowler
- menyelidiki perubahan nyeri
- melakukan dorong ambulasi dini dan memberikan hiburan
- melakukan insisi bedah
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan nyeri mulai berkurang
- pasien mengatakan sudah sanggup tidur
Objektif (O) : TD = 130/80, HR = 80 denyut/I, RR = 24 x/I, T = 37° t
- wajah pasien lebih tenang
- skala nyeri = 3
- analgesic(+)
Analisis (A) :
- nyeri teratasi / berkurang
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
DX. 2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit
Data subjektif (DS) :
- pasien mengatakan lemas, lukanya akan menimbulkan infeksi
- pasien mengatakan tidak sanggup menahan rasa sakit
Data objektif (DO) : TD =130/80 mmHg, HR = 80 denyut/I, T= 37°t
- wajah pucat (+), sering berkeringat (+)
- pasien menggigil dan bingung
- pasien duduk membungkuk menahan rasa sakit
Kriteria hasil : luka sembuh dengan benar, bebas tanda infeksi/ inflamasi drainase purulien, eritema dan demam
Intervensi rasional
Mandiri
- awasi tanda vital, perhatikan demam, menggigil, berkaringat
- lakukan pencucian tangan yang baik dan parawatan luka aseptic
- lihat insisi dan balutan, catat karakteristik drainase luka
- berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien / orang terdekat
kolaborasi
- berikan antibiotic sesuai indikasi
- Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan
- dugaan adanya infeksi/terjadinya sepsis, abses, peritonitis
- menurunkan risiko penyebaran bakteri
- memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas
- menurunkan jumlah organisme penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga abdomen
- diperlukan mengalirkan isi abses terlokalisir
Implementasi
- memberikan obat antibiotic pada pasien sesuai indikasi
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan lebih tenang karena luka mulai sembuh
- pasien mengatakan sudah tidak demam
Objektif (O) : TD = 130/80, HR = 80 denyut/I, RR = 24 x/I, T = 37° t
- wajah pasien lebih segar dan sehat
- pasien sudah tidak lagi berkeringan berlebihan
Analisis (A) :
- infeksi belum terjadi
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
DX. 3. RISIKO TERHADAP KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
Data subjektif (DS) :
- pasien mengatakan muntah,lemah
- pasien mengatakan mulut terasa kering
Data objektif (DO) : TD =130/80 mmHg, HR = 80 denyut/I, T= 37°t
- muntah (+)
- keadaan tubuh lemah, mulut kering
- turgo kulit tampak kering
Kriteria hasil : keseimbangan cairan, tugor kulit baik
Intervensi Rasional
Mandiri
- awasi TD dan nadi
- lihat membrane mukosa : kaji turgo kulit dan pengisian kapilet
- awasi masukan dan keluaran : catat warna urin / konsentrasi berat jenis
- auskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerak usus
- berikan minuman jernih, bila pemasukan paroral
- berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir
kolaborasi
- perhatikan penghisapan gaster
- berikan cairan IV dan maktrolit
- tanda yang membantu mengindentifikasi fluktuasi volume
- indicator kekuatan sirkulasi dan hidrasi seluler
- penurunan keluaran, urine pekat dengan peningkatan berat jenis
- indicator kembalinya peristaltic,kesiapan untuk pemasukan paroral
- menurunkan iritasi gaster/muntah untuk memenikmalkan kehilangan caira
- dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah
- untuk memertahankan pada fase segera pasca operasi
- peritonium bereaksi terhadap iritasi/infaksi dengan menghilangkan sejumlah besar cairan
Implementasi
- memberikan minuman jernih
- mengawasi TD dan nadi
- auskultasi
- memberikan perawatn mulut
- memberikan cairan IV dan elektrolit
Evaluasi
Subjektif (S) :
- pasien mengatakan muntah berkurang
- pasien mengatakan lemah berkurang
Objektif (O) : TD = 130/80, HR = 80 denyut/I, RR = 24 x/I, T = 37° t
- gelisah sudah tidak nampak lagi
- pasien tampak lebih releks
Analisis (A) :
- kekurangan volume cairan belum terjadi
Planing (P) :
- intervensi dilanjutkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar